Misteri Terungkap! Cacing Beku 46 Ribu Tahun Kembali Hidup - Beritakarya.id

Misteri Terungkap! Cacing Beku 46 Ribu Tahun Kembali Hidup

Kehidupan selalu menyimpan misteri, dan kali ini, dunia sains dikejutkan oleh penemuan cacing yang kembali hidup setelah membeku selama 46.000 tahun di lapisan es Siberia. Penemuan ini tidak hanya menggugah rasa penasaran, tetapi juga membuka wawasan baru tentang bagaimana makhluk hidup dapat bertahan dalam kondisi ekstrem selama ribuan tahun.

Terkubur dalam Es Siberia

Lapisan tanah beku di Siberia, yang disebut permafrost, telah menjadi penyimpanan alami bagi berbagai bentuk kehidupan purba. Wilayah ini memiliki suhu yang begitu rendah hingga segala sesuatu yang terperangkap di dalamnya dapat tetap terawetkan dalam kondisi hampir sempurna selama ribuan tahun. Dalam kondisi ekstrem ini, para ilmuwan menemukan nematoda—sejenis cacing mikroskopis—yang mampu bertahan dalam kondisi dormansi tanpa tanda-tanda kehidupan hingga akhirnya ‘dibangkitkan’ di laboratorium modern.

Menurut penelitian yang diterbitkan, cacing ini diidentifikasi sebagai Panagrolaimus kolymaensis, spesies yang belum pernah tercatat dalam literatur ilmiah sebelumnya. Sampel ditemukan di kedalaman sekitar 37 meter di bawah permukaan, tempat suhu beku membantu melestarikan struktur biologisnya selama puluhan ribu tahun.

Rahasia Kelangsungan Hidup: Kriptobiosis

Fenomena di balik kebangkitan cacing ini disebut kriptobiosis, yaitu mekanisme biologis yang memungkinkan suatu organisme untuk menghentikan seluruh aktivitas metabolisme dalam kondisi lingkungan yang tidak mendukung kehidupan. Dalam keadaan ini, makhluk hidup seolah-olah berada di antara hidup dan mati, hingga lingkungan kembali menjadi kondusif bagi mereka untuk melanjutkan aktivitasnya.

“Tidak seorang pun mengira bahwa proses ini dapat berlangsung selama ribuan tahun, 40 ribu tahun, atau bahkan lebih lama. Sungguh menakjubkan bahwa kehidupan dapat dimulai lagi setelah sekian lama, dalam kondisi antara hidup dan mati,” kata Dr. Philipp Schiffer dari Institute of Zoology di University of Cologne.

Kriptobiosis sendiri bukanlah fenomena baru dalam dunia biologi. Organisme lain seperti tardigrada—makhluk mikroskopis yang dijuluki sebagai ‘beruang air’—dan beberapa jenis udang air asin juga diketahui mampu memasuki kondisi ini. Namun, cacing purba dari Siberia ini menunjukkan kemampuan bertahan yang jauh lebih lama dibandingkan spesies lain yang pernah diamati sebelumnya.

Analisis Genetik dan Potensi Masa Depan

Tim ilmuwan menggunakan teknik sekuensing genom untuk memahami lebih dalam bagaimana cacing ini mampu bertahan dalam kondisi beku selama puluhan ribu tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa nematoda ini memiliki kesamaan genetik dengan Caenorhabditis elegans, spesies cacing yang sering digunakan dalam penelitian laboratorium. Para peneliti menduga bahwa gen khusus yang memungkinkan kriptobiosis juga ditemukan dalam kedua spesies tersebut.

Penemuan ini membuka peluang baru dalam berbagai bidang, termasuk biomedis dan eksplorasi luar angkasa. Kemampuan untuk mempertahankan sel hidup dalam kondisi ekstrem dapat diaplikasikan dalam pengawetan jaringan organ untuk transplantasi atau bahkan pengembangan metode bertahan hidup bagi manusia di lingkungan luar angkasa yang keras.

Selain itu, penelitian ini juga dapat membantu memahami kemungkinan adanya kehidupan di planet lain. Jika mikroorganisme di Bumi bisa bertahan dalam kondisi ekstrem seperti di Siberia, maka bukan tidak mungkin bentuk kehidupan serupa dapat ditemukan di Mars atau bulan-bulan es di tata surya kita.

Langkah Selanjutnya dalam Penelitian

Meskipun cacing asli yang ditemukan telah mati, keturunannya masih hidup dan terus berkembang di laboratorium. Hal ini memberi kesempatan bagi para ilmuwan untuk melakukan lebih banyak eksperimen guna memahami lebih dalam mekanisme kriptobiosis. Penelitian lanjutan akan berfokus pada identifikasi protein atau molekul khusus yang memungkinkan sel cacing tetap stabil meski mengalami dehidrasi dan pembekuan ekstrem.

Para peneliti juga berencana untuk menyelidiki sampel permafrost lain yang lebih tua, guna mencari spesimen tambahan yang mungkin menyimpan petunjuk lebih lanjut tentang bagaimana kehidupan di Bumi dapat bertahan dalam kondisi paling keras sekalipun.

Dengan setiap penemuan baru, dunia sains semakin menyadari bahwa kehidupan jauh lebih tangguh dari yang kita bayangkan. Siapa sangka, makhluk kecil yang terkubur dalam es ribuan tahun lalu kini kembali hidup dan memberi kita wawasan luar biasa tentang daya tahan kehidupan di planet ini—dan mungkin juga di luar sana.