Drake Passage, Neraka Lautan dengan Ombak Setinggi 25 Meter - Beritakarya.id

Drake Passage, Neraka Lautan dengan Ombak Setinggi 25 Meter

Thirty foot swell in the Drake Passage

Drake Passage, yang terbentang antara Cape Horn di Amerika Selatan dan Kepulauan Shetland Selatan di Antartika, dikenal sebagai salah satu jalur laut paling berbahaya di dunia. Dengan arus laut yang tak terbendung, angin kencang yang ganas, serta ombak yang mampu mencapai ketinggian gedung bertingkat, perairan ini menjadi tantangan berat bagi para pelaut yang melintasinya.

Apa Itu Drake Passage?

Drake Passage memiliki lebar sekitar 800 kilometer dan membentang sepanjang 1.000 kilometer, menjadikannya rute laut terpendek yang menghubungkan benua Antartika dengan daratan lainnya. Namun, perairannya yang brutal menjadi alasan utama mengapa Antartika baru dijelajahi manusia pada abad ke-19.

Nama Drake Passage berasal dari Sir Francis Drake, seorang penjelajah asal Inggris yang terkenal dengan pelayarannya mengelilingi dunia pada akhir abad ke-16. Walaupun ia sendiri tidak pernah menyeberangi jalur ini, ekspedisinya mengungkapkan kepada dunia bahwa terdapat lautan luas di sebelah selatan Amerika Selatan yang bisa dilayari. Dalam bahasa Spanyol, jalur ini disebut “Mar de Hoces,” sebagai penghormatan kepada navigator Spanyol Francisco de Hoces yang pertama kali menemukan perairan ini pada tahun 1525.

Pada tahun 1616, seorang penjelajah Belanda bernama Willem Schouten menjadi orang pertama yang memimpin armada melewati perairan ini dengan berlayar mengelilingi Cape Horn. Sejak saat itu, Drake Passage dikenal sebagai jalur laut yang penuh tantangan namun menjadi rute penting bagi para pelaut.

Mengapa Drake Passage Disebut Jalur Paling Berbahaya?

Drake Passage merupakan tempat bertemunya beberapa arus laut paling kuat di dunia. Tidak adanya daratan yang menjadi penghalang memungkinkan air mengalir dengan kecepatan luar biasa, menciptakan gelombang besar yang sangat sulit diprediksi. Selain itu, angin di daerah ini dapat berhembus tanpa hambatan sejauh ribuan kilometer, menyebabkan badai dahsyat yang dapat mengancam keselamatan kapal yang melintas.

Gelombang di perairan ini dilaporkan bisa mencapai ketinggian hingga 25 meter, setara dengan bangunan delapan lantai. Situasi ini menjadikan Drake Passage sebagai salah satu tantangan alam yang paling menegangkan bagi pelaut, terutama mereka yang tidak terbiasa dengan kondisi ekstrem di lautan terbuka.

Seperti Apa Rasanya Melintasi Drake Passage?

Pada Hari Natal tahun 2019, enam penjelajah pemberani berhasil menjadi orang pertama yang mendayung melintasi jalur ini dalam perjalanan epik selama 13 hari. “Itu cukup mengerikan. Pada akhirnya, berat badan kami turun cukup banyak dan mengigau karena kurang tidur,” ungkap Colin O’Brady, salah satu kru yang terlibat dalam ekspedisi tersebut.

Meski memiliki reputasi yang mengerikan, banyak petualang modern yang tetap memilih untuk menyeberangi Drake Passage dalam perjalanan menuju Antartika. Dengan perkembangan teknologi dan kapal-kapal canggih, perjalanan melintasi jalur ini kini jauh lebih aman dibandingkan berabad-abad lalu.

“Menyeberangi Jalur Drake adalah harga masuk untuk pergi ke Antartika. Kedamaian dan ketenangan Antartika diimbangi dengan turbulensi dan drama Drake. Keduanya adalah dua sisi dari mata uang yang sama: Anda tidak akan mendapatkan yang satu tanpa yang lainnya. Kondisi Drake berada di antara buruk dan menakutkan, tergantung pada dewa cuaca, tetapi setiap momennya berharga,” kata Lyndon File, manajer perusahaan tur G Adventures yang menawarkan perjalanan ke Antartika.

Kyle Jordan, manajer divisi media G Adventures, juga menggambarkan betapa menantangnya perjalanan ini. “Saya merasa seperti pakaian kotor di mesin cuci dengan siklus putaran 36 jam. Saya belum pernah jatuh sakit karena mabuk perjalanan. Namun perjalanan ini menjadi ujian sesungguhnya,” ungkapnya.

Bagi banyak orang, melewati Drake Passage bukan hanya perjalanan biasa, tetapi sebuah pengalaman yang menguji batas fisik dan mental. Dengan reputasi sebagai jalur laut paling ganas di dunia, perairan ini tetap menjadi tantangan besar sekaligus daya tarik bagi para petualang sejati.