Misteri Laut Mediterania: Terbentuk Akibat Banjir Raksasa di Zaman Purba - Beritakarya.id

Misteri Laut Mediterania: Terbentuk Akibat Banjir Raksasa di Zaman Purba

Sekitar lima juta tahun silam, Bumi mengalami sebuah babak geologi yang dramatis. Air laut dari Samudra Atlantik menerobos masuk melalui celah sempit yang kini kita kenal sebagai Selat Gibraltar, dan membanjiri sebuah daratan yang dulu kering kerontang—cekungan Mediterania. Peristiwa ini menjadi salah satu bencana air terbesar yang pernah terjadi sepanjang sejarah geologis planet ini, dan dikenal sebagai Banjir Zanclean.

Dari Laut Menyusut ke Cekungan Tandus: Krisis Salinitas Messinian

Awal kisah ini bermula dari Krisis Salinitas Messinian, sebuah fase geologis yang terjadi antara lima hingga enam juta tahun lalu, ketika Laut Mediterania nyaris kehilangan hampir seluruh airnya akibat tertutupnya jalur masuk dari Atlantik. Akibatnya, lautan tersebut mengalami penguapan besar-besaran, menyisakan cekungan dengan tingkat keasinan yang sangat tinggi dan kedalaman air yang sangat rendah—ibarat wajan raksasa yang ditinggalkan di bawah terik matahari.

Penutupan ini terjadi akibat pergeseran kerak bumi, yang menyebabkan Mediterania terisolasi. Dalam periode ini, garam dalam jumlah masif mengendap, membentuk lapisan kristal setebal beberapa kilometer di dasar laut. Temuan bor sedimen di wilayah ini bahkan mengungkapkan bahwa danau-danau dangkal dengan kadar garam lebih rendah sempat menghiasi permukaan cekungan, mengindikasikan perubahan iklim dan lingkungan yang ekstrem saat itu.

Penemuan Geofisika yang Menguatkan Narasi Banjir

Kemajuan besar dalam memahami peristiwa luar biasa ini datang pada tahun 2009. Ketika data geofisika dikumpulkan untuk proyek terowongan bawah laut yang dirancang menghubungkan Eropa dan Afrika lewat Selat Gibraltar, para ilmuwan mendapati sebuah palung yang diyakini merupakan hasil dari masuknya air dalam volume dan kekuatan yang luar biasa.

Penelitian ini dilanjutkan oleh tim ilmuwan yang dipimpin oleh Aaron Micallef, seorang ahli geologi dasar laut asal Malta. Mereka menyelidiki kawasan di sekitar Gibraltar, di mana air laut purba diyakini mengalir deras ke dalam Mediterania yang kekeringan.

Jejak Air Bah di Tanah Sisilia

Tim peneliti kemudian menelusuri jejak bencana ini hingga ke wilayah selatan Sisilia. Di sana, mereka menemukan bukti-bukti fisik yang memperkuat hipotesis banjir besar. Formasi perbukitan dan struktur cekungan di wilayah pesisir menunjukkan morfologi yang tidak biasa. Permukaan tanah di wilayah tersebut seolah “dipahat” oleh aliran raksasa—seperti karya seni alam yang tercipta akibat amukan air purba.

Formasi tersebut menyerupai lanskap di negara bagian Washington, Amerika Serikat, yang juga pernah dilanda banjir dahsyat pada akhir Zaman Es. Batu-batu besar yang tersebar hingga ke dataran tinggi menjadi bukti bahwa wilayah ini dulu pernah diterjang arus air kuat yang membawa material dari lembah rendah.

Analisis terhadap jenis batuan yang ditemukan mengungkapkan bahwa mereka cocok dengan batuan dasar yang terdapat di bawah cekungan Mediterania, seolah menjadi puzzle yang saling melengkapi dan membenarkan teori tentang banjir kolosal tersebut.

Simulasi Skala Bencana yang Mengisi Laut

Untuk memahami seberapa luas dan dalam dampak banjir Zanclean, para ilmuwan menciptakan simulasi digital yang menggambarkan bagaimana aliran air raksasa itu bergerak melewati ambang Sisilia. Hasilnya mencengangkan. Model tersebut menunjukkan bahwa air mampu mencapai kedalaman 40 meter, meluncur dengan kecepatan luar biasa—setara mobil di jalan tol, yakni 115 kilometer per jam.

Bahkan, debit air yang mengalir tercatat hingga 13 juta meter kubik per detik. Sebagai perbandingan, ini lebih dari 60 kali lipat volume air yang dialirkan oleh Sungai Amazon, sungai terbesar di dunia saat ini.

Banjir ini bukan sekadar insiden alam, melainkan bab penting dalam sejarah pembentukan lautan. Laut Mediterania yang kini menjadi pusat peradaban, dulunya adalah ladang garam yang gersang—sebelum samudra datang seperti badai, dan mengubahnya menjadi lautan yang kita kenal hari ini.